Assalamualaikum
Hy guys... I’ll come with story
of Milk
This is it....
Never forget you
Waktu akan terus berjalan dan tidak akan pernah mau
menunggu. Aku tahu hal itu. Masa lalu akan selalu menjadi masa lalu yang tidak
akan pernah kembali. Aku rindu masa itu.
Itu adalah salah satu kenangan yang tak
ingin ku lepas dari ingatanku. Walaupun kenangan itu akan membuat ku selalu
meneteskan air mata di setiap sisa
hidupku. Aku akan terus menyimpannya, walau itu berat. Inilah masa laluku.
Namaku Aliyah Mufia Sholeha. Ayahku
memberikan nama itu agar aku menjadi anak yang berakal, pandai, patuh dan
soleha. Tapi faktanya aku adalah anak yang keras kepala begitu pula dengan
ayahku. Kami memiliki beberapa sifat yang sama sehingga kami sering berbeda
pendapat dan saling marah satu sama lain. Aku tahu ayahku tidak bermaksud untuk
memarahiku, tetapi aku anak yang mudah terbawa perasaan. Tapi disamping itu,
aku tahu beliau menyayangiku lebih dari beliau menyayangi dirinya sendiri.
Sekarang aku duduk dikelas 3 SMA. Hobiku
adalah minum susu. Aku sangat cinta susu
coklat. Tapi aku lebih cinta kepada ayahku. Ya, karna beliau selalu
membuatkanku susu coklat dipagi hari. Setiap pagi beliau akan memastikan aku
meminum susu buatannya sebelum berangkat sekolah. Sewaktu kecil ayah berkata susu
coklat bisa buat aku jadi kuat seperti Superman. Jadi aku selalu minum susu coklat.
Sabtu pagi itu, ketika ibu sibuk
membuat kue aku bangun terlambat. Ayahku mencoba untuk membangunkan aku. “adek,
ini udah mau jam setengah 7, adek nggak
sekolah? Nanti terlambat” bujuk ayahku. “iya, ini adek mau bangun kok”
jawabku. “cepet mandi sana,” ujarnya. “iya yah, ini bangun kok, tapi kepala
adek agak pusing” kataku. “ayah buatin susu ya,” kata ayah. “okedeh, makasih ya
ayah,” jawabku.
Ternyata didapur hanya ada susu putih.
Ayah terpaksa membuat susu itu saja agar aku tidak pergi ke sekolah dengan
perut kosong. Tapi aku kesal dengan ayah
karna aku tidak suka susu putih. Ayah terus memaksaku untuk meminum susu
tersebut. Aku terpaksa meminumnya walau sedikit. Aku memasang wajah cemberut menuju
sekolah. Ayah tahu kebiasaanku jika sedang kesal. Jadi beliau hanya tersenyum
saja melihat ku dengan wajah super duper kesal.
0 komentar:
Posting Komentar